Antara Ibu dan cita cita

Pilihan berat dimana keduanya sangat penting untuk kehidupan.Hingga akhirnya aku memilih Ibu dan mengubur semua impian.Selalu menomorsatukan Ibu diatas semua cita cita,karena aku tahu ini adalah perintah langsung dari TUHANku.Tapi aku percaya "BARANG SIAPA MEMULIAKAN IBUNYA,PASTI ALLAH MEMULIAKAN HIDUPNYA".

Ridha ALLAH,ridha Ibu dan aku harus meridhainya.TUHAN tersenyum kepadaku ketika aku membuat Ibuku tersenyum.

Aku berani menantang suatu keadaan dunia ini dan ihklas dengan apa yang akan terjadi,tapi aku tidak berani jika doa Ibu berhenti.

Aku sebagai anak terkadang lupa dengan apa yang telah engkau lakukan untukku.Sering kali memprotes,mendebat,membangkang itu karena aku tidak tahu dan belum mengerti banyak tentang dunia ini.

Ketika Ibu memberi pencerahan,aku dengan sombongnya tidak mau mendengarkan dengan ego bahwa aku merasa lebih mengerti dengan apa yang harus dilakukan.

Dengan seiring berjalannya waktu,aku baru paham bahwa perkataan Ibu itu benar.Aku yang merasa bersalah,masih menggunakan ego dengan tidak mau meminta maaf kepada Ibu untuk mengatakan bahwa "AKU MEMBUTUHKANMU"

Dan hal semacam itu terus berulang dengan keadaan yang sama,yaitu pilihan berat untuk anak untuk menjatuhkan pilihan.

Semakin dewasa seorang anak harus menjawab semua keadaan dengan kebijaksanaan.Dan sadari bahwa Ibu berbicara dengan perasaan cinta kepada anaknya atas dasar pengalaman.

"Wahai anakku,semakin bertambah umurmu,kamu tetaplaj anak kecil dimata Ibumu".ujar Ibu.

Jangan pandang Ibu sebagai orang tua yang egois,itu semua hanya perasaanmu saat ini.Kamu akan mengerti ketika sudah mempunyai anak,rasa cinta Ibu terhadap anak tidak bisa di ungkapkan dengan kata kata dari mulut.Pikiran dari otak tidak dapat menyaring perasaan cinta yang sangat indah lalu mulut mengubahnya dengan kata kata yang tidak mampu dipahami oleh anak.

Percayalah,sesuatu yang hebat tidak lahir dari kemudahan,kesenangan dan kenyaman,mereka dibentuk dari tantangan,kesusahan dan tetesan air mata.

Yaaa,mungkin sebagian dari orang orang mengalami hal semacam itu,entah itu tercegah disaat ingin kuliah,menjadi penguasaha atau hal hal lainnya yang berhubungan dengan cita cita atau keinginan.

Dengan hal seperti itu aku harus menikmatinya dengan cara mencari alasan yang mendukung pilihanku.

Ibuku mengenalku sejak aku lahir,sedangkan aku mengenal beliau hanya baru setengah dari umurnya,lalu bagaimana aku bisa marah kepadanya kalau beliau itu salah,sedangkan aku tidak tahu jalan hidupnya di masa lalu,sekarang yang harus aku ingat,hidupku berantakan tanpanya.








Komentar